Laman

MENINGKATKAN RASA SALING ASAH ASIH ASUH, PARAS-PAROS SARPANAYA, SAGILIK SAGULUK, SALUNGLUNG SABAYANTAKA, UNTUK MEWUJUDKAN DESA PAKRAMAN BANYUATIS YANG SEJAHTERA DAN DAMAI.

Kamis, 28 Februari 2019

Selintas Tentang Ngusaba

Kata Ngusaba berasal dari kata “usaba” yang berarti upacara selamatan Desa atau Subak. Jadi Ngusaba adalah melaksanakan upacara selamatan Desa atau Subak (Kamus Bali Indonesia 1990; 782). Ada dua macam Upacara Ngusaba yang umum, Nusaba Desa dan Ngusaba Nini

Ngusaba Desa dilaksanakan pada lahan kering yang berfungsi untuk menyucikan karang desa termasuk tanah pemukiman yang ada didalamnya. Sebagai pendukung dan pelaksana upacara adalah Krama Desa dibawah Koordinasi Bendesa adat dan Prajuru, dan Pelaksanaannya di Pura bale Agung.

Sedangkan Ngusaba Nini atau Ngusaba Sri dilaksanakan pada lahan basah atau tanah persawahan serta abian, yang pelaksanaannya dikoordinir oleh krama subak, yang bertujuan sebagai ungkapan terima kasih atas keberhasilan pertanian. Upacara ini dipusatkan di Pura Bedugul atau Masceti.

LONTAR TENTANG NGUSABA

1) Lontar Usana Dewa

”..... penyakit-penyakit berat merajalela, kehancuran suatu kerajaan bersama pemerintahannya, desa mengalami kehancuran dan para pemimpinnya mengalami pendek umur, penyakit tidak henti-henti. Ada cara untuk penyuciaannya yaitu patut melaksanakan upacara Ngusaba Desa disertai Ngusaba Nini.”

2) Lontar Kusuma Dewa

”..... Negara atau daerahnya kena noda atau keletehan yang tidak henti-hentinya memikul dosa itu, menemui sakit-sakit yang terkutuk tidak putus-putusnya menderita sakit yang berat seperti runtuhnya raja, runtuhnya para pemimpin, penduduk atau warga desa pendek umurnya, cepat tua. Jika demikian keadaannya patutlah diupacarai atau disucikan Negara dan daerah itu supaya selamat, kembali seperti semula lagi, dengan melaksanakan upacara Ngusaba Desa disertai Ngusaba Nini ..... ”

3) Lontar Dharma Pemacul 

”..... inilah tanda-tandanya suatu wilayah menemui kehancuran akan selalu ditimpa berbagai penyakit (kameranan) dan penyakit-penyakit yang berat (gering Agung), para raja dan pemimpin-pemimpin bawahannya berturut-turut ditimpa kematian, masyarakat desa pada umumnya berumur pendek, ada upacara penyelamatan bumi/daerah yaitu melakukan upacara Ngusaba Desa disertai Ngusaba Nini”.

4) Lontar Dewa Tatwa

”Patutlah melaksanakan upacara Ngusaba Desa disertai dengan Ngusaba Nini setipa tahun, janganlah kamu berhenti melakukan upacara yang akan menyebabkan makmurnya dunia, supaya berhasil pertanian itu setiap masa”.

5) Lontar Dharma Pesawahan

”.........Ada cara penyucian dunia (daerah) yang kena musibah yaitu dengan mengadakan upacara Ngusaba Desa disertai Ngusaba Nini setiap tahun sesuai tingkat upacara Nista, madia , Utama yang membuat kesejahteraan dunia menyebabkan cemerlangnya dunia, karena tetap suburnya tanah, kekalnya suatu kerajaan bersama pemerintahannya sampai pada pemimpin-pemimpinnya, dunia panjang umur, bhaktilah rakyat kepada raja”.



SUBHA DEWASA PELAKSANAAN NGUSABA

Pelaksanaan Ngusaba memerlukan subha Dewasa atau hari yang baik. Menurut Rontal ”Dewa Tatwa” ada dinyatakan sebagai berikut:
”Memulai upacara Ngusaba Desa disertai Ngusaba Nini supaya disatukan, itulah persembahan yang utama”.

Sesuai dengan petunjuk ajaran Widhisastra, pada hari Purnama sasih kedasa disebut Merthabumi, airnya murah terus mengalir, pertanian berhasil dengan baik sampai pada Tilemnya, dan Purnama Sasih Kapat adalah sangat baik, tetapi kalau pada sasih kasa adalah madia atau sedang, jika sasih Jyesta (11) dan sasih sada (12) adalah paling buruk disebut Durghamerta, seperti menghaturkan kotoran kehadapan para Dewa”.

Dalam Pustaka ”Wariga Dewasa” dinyatakan bahwa:
”Sasih Kapat (Oktober), Kawolu (Pebruari) saat itu matahari tepat lurus d ruang Angkasa (Matahari tepat di atas Kepala) itulah merupakan Utamanya Dewasa atau hari yang sangat baik. Karena hari itu beryoganya semua Dewa dan Para Resi, SangHyang Pramesti Guru, Ciwa, Sada Siwa, Parama Ciwa dan Widyadara Widyadari. Dst.................”

Dari Kutipan – Kutipan Pustaka tersebut di atas, bahwa Subha Dewasa untuk melaksanakan Upacara Ngusaba baik Ngusaba Desa ataupun Ngusaba Nini pada Purnama Sasih Kapat, Purnama Sasih Kawolu dan Purnama sasih kedasa, tergolong Utama dan sangat baik. Sedangkan Purnama sasih Jyesta dan sada tergolong sangat buruk dan patut dihindari.

(dari berbagai sumber)

Artikel Terkait:

1 komentar:

  1. Jadilah Desa Pakeraman Banyuatis Milenial Terdepan mengkawal warisan seni budaya adiluhung berbasis Agama Hindu Universal

    BalasHapus