Om
Swastiastu,
Dengan memanjatkan puji syukur atas
asung kerta wara nugraha Hyang Widi, berikut diinformasikan hal-hal berkaitan
dengan Nyepi tahun 2019. Informasi ini disampaikan berdasarkan surat PHDI
Provinsi Bali Nomor 011/PHDI.Bali/I/2019, tanggal 10 Januari 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 dan hasil keputusan rapat prajuru
Desa Pakraman Banyuatis, pada 24 Februari 2019, sebagai berikut.
1) Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941
jatuh pada Hari Kamis, 07 Maret 2019;
2) Melis/Melasti/Mekiyis dilaksanakan
dari hari Rabu-Jumat, (4 - 6 Maret 2019), diatur Prajuru Desa Pakraman masing-masing;
Untuk
Desa Pakraman Banyuatis, diatur sebagai berikut:
Senin,
04-03-2019: Mamendak (pukul 15.00 – selesai)
Selasa,
05-03-2019: Melasti di pantai Umanyar (pukul 07.00 – selesai)
3) Ida Bhatara nyejer di Pura Desa/Bale
Agung sampai tanggal 06 Maret 2019, dan setelah selesai Ngaturang Tawur
Kesanga, kembali ke Kahyangan masing-masing;
4) Upacara Tawur Kesanga di Desa
Pakraman pada Tilem Kesanga Saka 1940, pada:
Rabu, 06 Maret 2019, menggunakan Caru Panca Sata di
Catuspata pada waktu ”Sandi Kala” (sekitar jam 18.30 Wita);
Untuk Desa Pakraman Banyuatis Tawur Kasanga dilaksanakan
di Catus Pata Desa (Area parker Pura Puseh Bale Agung Desa Pakraman Banyuatis),
15.00 – selesai.
5) Di tingkat Banjar Pakraman menggunakan
Caru Eka Sata yaitu Ayam Brumbun dengan olahan urip 33 (Urip Bhuwana) di
Catuspata pada waktu ”Sandi Kala” (sekitar jam 18.30 Wita);
6) Di Merajan/Sanggah
Menghaturkan Banten Pejati Sakasidan (semampunya) dan di
natar depan pelinggih: segehan Agung Atanding (Segehan Cacahan 11/33 Tanding)
dan dipersembahkan kepada Sang Bhuta Bhucari;
7) Di halaman/natah rumah
Menghaturkan Segehan Manca Warna 9 tanding dengan olahan
ayam brumbun, disertai tetabuhan tuak, arak, berem dan tirta yang didapatkan
dari desa setempat, dihaturkan pada Sang Bhuta Raja dan Sang Kala Raja;
8) Di jaba/lebuh (depan pintu masuk
halaman rumah),
Menghaturkan:
à Segehan
Cacahan 108 tanding, ulam jejeron matah dilengkapi Segehan Agung, tetabuhan
tuak, arak, berem, air tawar dari desa setempat, dihaturkan kepada Sang Bhuta
Bala dan Sang Kala Bala;
à Semua
segehan dihaturkan pada saat ”sandi kala” (sekitar jam 18.30 Wita);
à Di
sanggah cucuk dihaturkan peras daksina tipat kelanan.
9) Semua anggota keluarga (kecuali yang
belum meketus) mebiyakala dan meprayascita di halaman rumah, dilanjutkan dengan
pengrupukan (mabuu-buu) dengan sarana api (obor), bunyi-bunyian (kulkul bambu,
dll), bawang, mesui, jangu.
10) Jika ada umat Hindu yang
melaksanakan upacara Piodalan/Pujawali di Merajan/ Sanggah atau Pura, maka:
à Dilaksanakan
dengan upacara tingkat terkecil dan dilaksanakan sedini mungkin saat ”Galang
Kangin” (pukul 06.00 Wita);
à Upacara
dipimpin Pemangku dengan meminimalkan penggunaan api/dupa, tetabuhan gong dan
Dharmagitha;
à Cukup
dilaksanakan oleh Pengempon yang berdomisili dekat dengan Pura, umat lainnya
cukup ngayat dari rumah;
Demikian informasi ini disampaikan,
dengan harapan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tawur Agung Kasanga dan
Perayaan Nyepi Tahun Saka 1941. Dumogi Rahayu, Rahajeng, lan Jagadhita
risajeroning kahuripan.
Om
Santih Santih Santih Om.
Mantap... Menjaga integritas informasi krama milenial dp banyuatis...
BalasHapusOm Anobadrah Kratawo Yanthu Wiswatah.
BalasHapus